Menurut Sarwono (2003), aktivitas seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan jenis maupun sesama jenis tanpa adanya ikatan pernikahan menurut agama. Menurut Stuart dan Sundeen (1999), aktivitas seksual yang sehat dan adaptif dilakukan ditempat pribadi dalam ikatan yang sah menurut hukum. Sedangkan perilaku seksual pranikah merupakan aktivitas seksual yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing (Mu’tadin, 2002).
Menurut Irawati (2002) remaja melakukan berbagai macam perilaku seksual beresiko yang terdiri atas tahapan-tahapan tertentu yaitu dimulai dari berpegangan tangan, cium kering, cium basah, berpelukan, memegang atau meraba bagian sensitif, petting, oral sex, dan bersenggama (sexual intercourse). Ativitas seksual remaja ini pada akhirnya dapat mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan remaja itu sendiri.
a.Berpegangan tangan
Sentuhan ulit mulai dari lengan hingga jari-jari tangan antar pasangan.
b.Ciuman kening
Ciuman lembut dengan bibir teratup, ke bibir dan bagian tubuh pasangan.
c.Cium basah
Ciuman yang dilakukan dengan bibir terbuka basah dan memainkan lidah. Sasaran ciuman ini bisa juga di bibir, serta beberapa bagian tubuh yang sensitive.
d.Berpelukan
Bersentuhan dan saling merangul tubuh pasangan.
e.Memegang atau meraba bagian sensitive
Sentuhan pada bagian-bagian tubuh yang dapat menimbulkan sensasi nikmat.
f.Petting
Upaya membangkitkan dorongan seksual antar jenis kelamin dengan tanpa melakukan tindakan intercourse.
g.Oral seks
Aktivitas seksual yang mencaup penggunaan mulut, lidah dan kerongkongan untuk merangsang genitalia. Biasanya seks oral dilakukan sebagai pembukaan atau foreplay sebelum bersetubuh. Seks oral mencaup member atau menerima stimulasi oral ( menghisap atau menjilat ) genitalia, yaitu penis , vagina atau anus.
h.Bersenggama
Persetubuhan atau hubungan seks, biasa mengacu kepada tindakan dimana organ reproduksi laki-laki masuk saluran reproduksi wanita.
Beberapa aktivitas seksual di atas mempunyai faktor resiko yang berbeda yaitu faktor resiko ringan dan faktor resiko berat. Yang termasuk faktor resiko ringan adalah mulai dari aktivitas berpegangan tangan, sampai ke ciuman kering. Sedangkan faktor resiko berat yaitu dari ciuman basah ke beberapa bagian tubuh yang sensitive, sampai aktivitas berpelukan dan saling merangkul tubuh pasangan hingga menimbulkan sensasi nikmat sampai mulai melibatkan alat genitalia, yaitu dengan memegang atau meraba bagian sensitive, kemudian menempelkan alat kelamin, sampai ke aktivitas oral seks yang akhirnya berlanjut ke persetubuhan atau persenggamaan.
0 comments:
Post a Comment